CHORD LINE: AMNESIA? [CHAPTER 1]






Mata Kresna perlahan terbuka, sangat pelan sekali karena ada cahaya didepan matanya yang sangat menyilaukan dan membuatnya pusaing.Tidak butuh waktu yang lama, mata Kresna beradaptasi dengan cahaya itu.Dan kini penglihatannya sudah jelas, infus ditanyan kirinya, menjelaskan dimana dia berada.Dia mencoba mengangkat tubuhnya, tapi tubuhnya sangat lemas dan kepalanya sedikit sakit, mugkin karena benturan. Tapi Kresna tidak ingat apapun, bahkan namanya sendiri dia tidak ingat.
                “Syukurlah, akhirnya kau bangun juga.”Wanita yang seumuran dengan Kresna pun masuk, sambil membawa sekantung penuh makanan ringan dan air mineral botol. Kemudian ia duduk di kursi dis ebelah ranjang Kresna
                “Siapa kau?Dan siapa aku?” Tanya Kresna dengan suaranya yang masih parau dan kering, dia mencoba mengangkat tubuhnya lagi
                “Wow, sabarlah kak. Kata dokter kau tidak boleh terlalu banyak bergerak terlebih dahulu.”Ujarnya sambil menjaga Kresna tetap terbaring. “Namaku Joanne Stevenson, dan kau pasti Kresna, bukan?” lanjutnya sambil tersenyum manis. Senyum Joanne cukup manis untuk membuat Kresna terpesona.
                Mendengar nama Joanne, kepalanya kembali sakit, seperti ada sesuatu didalam otaknya yang memaksa dirinya untuk mengingat-ngingat sesuatu, tapi entah apa. Kepalanya sangat sakit sehingga membuat dia meronta-ronta. Joanne pun panic dan segera memanggil dokter.
                Kresna mulai berkeringat dingin.Dia tidak bisa mendengar apapun, kecuali suara detak jantungnya dan suara-suara aneh, seperti suara kaset yang rusak.Dokterpun datang bersama beberapa suster dan Joanne.Joanne nampak sangat ketakutan. Kresna masih merasakan sakit yang sama, sampai beberapa saat, matanya mulai menutup kembali, dan kini dia tidak sadarkan diri.
******
                Kresna kembali bangun, matahari mengintip dari balik awan mendung yang sangat gelap, gemuruh petir dan kilatan cahayanya masuk kedalam ruangan Kresna bersamaan dengan angin dingin yang menyentuh kulitnya.Tidak seperti sebelumnya, tubuhnya kini dapat digerakkan dengan leluasa, infus ditangannya pun sudah tiada.Tapi anehnya, Joanne tidak ada disana.Kresna pun keluar dari kamarnya, dan menyusuri lobi rumah sakit. Aneh sekali, tidak ada satupun orang disana, rumah sakit ini terlihat seperti  telah ditinggalkan bertahun-tahun.
                Dia sampai di pintu keluar. Kresna membuka pintu dengan perlahan, pintu yang sudah tua, dan Reot, dan engselnya sedikit macet.Mata Kresna terbelalak melihat keluar, seluruh gedung pencakar langit yang ada di sekitar rumah sakit terbakar, meledak, dan satu persatu runtuh. Tapi anehnya, reruntuhan itu terjatuh dengan sangat lambat. Tanpa berpikir panjang, dia berlari mencari seseorang yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
                Sampailah dia di sebuah perumahan yang amat rapi, tapi sama seperti gedung-gedung lainnya, rumah-rumah itu terbengkalai, pecahan kaca berserakan dimana-mana, dan tetap tidak ada seseorang yang bisa ia tanyai apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba suara pistol mengagetkan Kresna.Kresna lalu mengangkat kakinya dan berlari kea rah datangnya suara itu, dimana ada pistol, disitu pasti ada manusia bukan?
                Dia berlari melewati jalan, dan menyusuri beberapa gang kecil, dan sampai di sebuah rumah.Rumah yang kecil dengan halaman yang luas dan pagar yang mengelilinginya.dia pun memasuki area rumah itu dan memeriksa setiap sudutnya. Dan langkahnya terhenti di halaman belakang rumah itu, dia melihat seorang pria paruh baya tertunduk, tak lama kemudian, muncul asap hitam dari langit yang langsung menyelimuti Pria itu. Dia terlihat sangat tersiksa, percikan cahaya terbesit dari asap itu bersamaan dengan suara pistol yang ditembakkan kembali, darah pun mengucur dari mata Pria itu, mulutnya menganga lebar dan berteriak sekencang-kencangnya, sampai awan itu melahap seluruh tubuh pria itu.
                Awan itu berhasil melahap seluruh tubuh pria itu tanpa sisa, lalu setelah itu pergi. Tak lama setelah itu,  ada suara rintihan seorang wanita, yang kemudian muncul dari balik pohon, ada beberapa luka dan lebam ditubuhnya, dia mencoba untuk berlari, tapi dia hanya bisa berjalan sambil menyeret kaki kirinya. Tak menginginkan hal yang sama terjadi pada wanita itu, Kresna mendekatinya dan berusaha menolongnya, tapi wanita itu malah histeris, dan terjatuh. Kresna mengulurkan tangannya untuk membantunya, tapi tiba-tiba sebuah peluru menembus leher wanita itu, Kresna pun terkejut dan merasakan hangat darah yang terciprat dari wanita itu berada di tangannya, tangannya bergetar melihat darah itu, dan kepalanya kini kembali merasakan sakit.
                Suara tembakan terdengar kembali di dalam rumah, namun kini bertubi-tubi.Dan setiap suara tembakan yang Kresna dengar malah membuat rasa sakitnya berkurang.Suara tembakan itu menghilang dan membuatnya kesakitan lagi, dia berlari tak tau arah, dan masuk ke dalam rumah, rumah kosong tanpa lampu dan listrik.Semua jendela disana tertutup oleh papan kayu sehingga tidak ada cahaya yang masuk, disana dia melihat seorang wanita, tidak jelas siapa dia, dia dikelilingi oleh beberapa orang yang melingkarinya.Setiap orang yang mengelilinginyamenodongkan pistolnya kearah wanita berambut panjang itu.Wanita itu diam saja, dia hanya mengeluarkan korek kayu dan menyalakan sebatang korek yang membuat ruangan itu sedikit bercahaya.Walaupun remang-remang, Kresna bisa melihat siapa wanita itu sebenarnya, dia adalah Joanne, dia tidak terlihat ketakutan dengan orang-orang dieskelilingnya, hanya saja tatapan matanya kosong memperlihatkan keputus asaan dan tidak ada harapan.Tapi yang mengejutkan, satu-persatu orang yang mengelilinginya itu terjatuh akibat bacokan dileher yang membuat kepala mereka terputus, entah siapa yang melakukannya, semuanya tidak terlihat.Setelah tak ada satupun penjahat itu yang berdiri, Kresna mendekati Joanne dan mengajaknya pergi, tetapi Joanne tidak membalas perkataannya.Jadi, Kresna menarik dengan paksa tangan Joanne dan berlari keluar rumah. Dan sakit itu kini datang kembali, setiap langkah kaki, dan setiap detik tangannya menarik Joanne, kepalanya akan bertambah sakit, tetapi Kresna mencoba untuk melawan rasa sakit itu dan terus berlari. Sampai akhirnya dia tidak bisa menahan sakit yang luar biasa itu dan tersungkur di halaman rumah.
                Kresna terjatuh, tubuhnya lemas tidak dapat bergerak, yang ia lihat kini hanyalah halaman rumah yang tandus dan beberapa dedaunan yang telah gugur, dan perlahan matanya menutup kembali.

*bersambung*

Komentar

Postingan Populer